02 September 2009

Karakteristik Kertas Karton Untuk Packaging


Saat ini hampir separuh produksi kertas dunia diserap untuk produksi kemasan. Pertumbuhan industri kreatif dan cetak dewasa ini semakin menuntut produk kemasan kertas yang inovatif dan berkualitas tinggi. Selain berfungsi untuk kemasan pelindung dan promosi, dibanding material lain bahan kertas memiliki keunggulan sebagai bahan yang dapat diperbaharui dan didaur ulang. Beberapa jenis kertas karton yang dibuat secara single-ply maupun multi-ply seperti Art Board, Ivory Board, dan Folding Box Board, saat ini pun telah dibuat untuk aplikasi khusus, seperti greaseproof, anti-bacteria, wet-strength, dan wax.

Bagi produsen kemasan kertas, pemilihan material kertas karton (150-500 gsm) dari jenis coated - 2 sisi maupun 1 sisi - tak hanya harus disesuaikan dengan aspek visualnya, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek kekakuan (stiffness) dan kekuatan (strength) untuk melindungi produk di dalamnya serta kemampuannya untuk diproses menjadi bentuk kemasan yang diinginkan (convertability). Aspek visual dalam hal ini adalah memilih jenis kertas yang disesuaikan dengan citra produk yang akan dikemas dan tingkat keputihan (whiteness) yang dipilih. Kemampuannya dalam menghasilkan kualitas cetakan yang diinginkan (printability) harus juga dipertimbangkan agar citra high class produk di dalamnya semakin kuat. Printability ini erat kaitannya dengan tingkat kehalusan (smoothness) dan kekilapan (glossiness) permukaan kertas yang dipilih. Terutama untuk aplikasi cetak rotogravure, kehalusan permukaan merupakan syarat mutlak agar dapat menghasilkan tingkat gradasi warna yang diinginkan.

Untuk aspek kekakuan dan kekuatan kemasan, ditentukan oleh sifat stiffness kertas, daya sobek (tearing), daya jebol (bursthing), dan daya lipat (folding resistance) kertas. Sifat kaku diperlukan agar kemasan dapat disusun tegak di rak display sehingga desain produk mudah terlihat. Sedangkan sifat kekuatan dibutuhkan untuk melindungi produk di dalamnya dari benturan atau tekanan saat penanganan, pemindahan maupun penyimpanan. Oleh sebab itu pemilihan grammatur dan ketebalan kertas harus ditujukan untuk maksud ini. Penggunaan kertas dengan grammatur lebih rendah dapat dilakukan asalkan ketebalannya lebih tinggi (bulky) dan kekakuannya masih dapat ditolerir. Trend industri kertas dunia saat ini memang mengarah pada pembuatan kertas yang lebih bulky, namun tanpa mengurangi kualitas sifat lainnya. Selain karena faktor kertasnya jadi lebih ringan dan hemat biaya, juga untuk mengurangi pemakaian bahan baku serat kayu sebagai upaya melestarikan hutan dunia.

Masalah krusial yang sering dihadapi oleh produsen kemasan kertas adalah adanya retakan (cracking) pada garis lipatan yang timbul saat kemasan dilipat atau dibentuk. Semakin tebal kertas yang digunakan, semakin besar pula potensi kertas mengalami cracking. Hal ini terkait dengan tingkat kekakuannya, dimana semakin kaku akan semakin berpotensi mengalami cracking. Gangguan yang kecil ini jika dibiarkan akan menurunkan citra produk yang akan dikemas, bahkan jika celah retakan cukup besar akan mengganggu kekuatan struktur kemasannya.

Pada aspek convertability, kunci utamanya adalah memahami karakteristik proses dan kapabilitas mesin converting yang kita miliki sebelum menerima suatu job order . Tidak semua jenis kertas memperlihatkan hasil yang sama ketika selesai diproses. Beberapa jenis kertas mungkin berinteraksi baik dengan jenis lem yang dipakai end-user, namun ada kalanya gagal dilem. Problem runnability mungkin akan terjadi saat kertas yang dipakai ternyata kurang elastis. Pisau die-cutting mungkin juga akan cepat tumpul jika kertas yang dipakai density-nya sangat tinggi atau terlalu keras. Selain itu, problem cracking bisa terjadi jika pembuatan kanal lipatan terlalu sempit, atau bahan UV yang digunakan memiliki temperatur operasi yang sangat tinggi. Oleh sebab itu menggabungkan pemahaman terhadap proses converting dan sifat-sifat kertas yang dipakai sangat penting bagi kelancaran proses produksi maupun kualitas hasil akhirnya. (1/9/09)